BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan hubungan
seketurunan maupun tambahan (adopsi) yang diatur melalui kehidupan perkawinan
bersama, searah dengan keturunan-keturunan mereka yang merupakan suatu satuan
yang khusus. Dari pengertian di atas, dapatlah kita katakan bahwa: “Sosiologi
keluarga adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar individu dalam keluarga,
hubungan keluarga dengan keluarga lainnya, serta segala aspek-aspek yang timbul
dari hubungan-hubungan tersebut.”
Keluarga sebagai lembaga sosial
terkecil memiliki peran penting dalam hal pembentukan karakter individu.
Keluarga menjadi begitu penting karena melalui keluarga inilah kehidupan
seseorang terbentuk. Sebagai lembaga sosial terkecil, keluarga merupakan
miniatur masyarakat yang kompleks, karena dimulai dari keluarga seorang anak
mengalami proses sosialisasi. Keluarga merupakan unit sosial pertama dan
utama sebagai pondasi primer bagi perkembangan anak. Untuk itu baik buruknya
keluarga sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian anak.
Dalam keluarga, seorang anak belajar
bersosialisasi, memahami, menghayati, dan merasakan segala aspek kehidupan yang
tercermin dalam kebudayaan. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai kerangka acuan
di setiap tindakannya dalam menjalani kehidupan. Peran keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan
individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peran individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga".
Kata kula berarti "ras" dan warga yang berarti
"anggota". Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat
beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Dalam pengertian
sosiologis, secara umum keluarga dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok
dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau
adopsi, merupakan susunan rumah tangga sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi
satu sama lain yang menimbulkan peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah
dan ibu, putra dan putrinya, saudara laki-laki dan perempuan serta merupakan
pemeliharaan kebudayaan bersama. Jadi keluarga merupakan kesatuan sosial yang
terikat oleh hubungan darah dan masing-masimg anggotanya mempunyai peranan yang
berlainan sesuai dengan fungsinya.
Dalam pengertian psikologis,
keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal
bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga
terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri
(Suratman, 1994:5-10). Dalam pengertian pedagogis, keluarga adalah “satu” persekutuan
hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara dua jenis manusia yang dikukuhkan
dengan pernikahan bermaksud untuk saling menyempurnakan diri. Dalam usaha
saling melengkapi dan saling menyempurnakan diri itu terkandung perealisasian
peran dan fungsi sebagai orang tua (Suratman, 1994:12). Kalau kita mempersempit
pengertiannya, keluarga dapat diartikan sebagai sekumpulan orang-orang yang
bertempat tinggal dalam satu atap rumah dimana satu sama lainnya saling
ketergantungan (BKKBN, 1990:37). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
yang dikatakan keluarga adalah mereka yang tinggal di dalam satu rumah atau
satu atap baik itu adanya ikatan darah maupun bukan ikatan darah. Jadi dalam
hal ini, pengertian keluarga dibatasi oleh tempat tinggal.
Dari pengertian di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah : - Unit terkecil dari masyarakat -
Terdiri atas 2 orang atau lebih - Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah
- Hidup dalam satu rumah tangga - Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga
- Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga - Setiap anggota keluarga
mempunyai peran masing-masing - Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
B. Pengertian
Keluarga
Keluarga
berasal dari bahasa Sansekerta "kulawarga". Kata kula
berarti "ras" dan warga yang berarti "anggota".
Keluarga adalah lingkungan di mana terdapat beberapa orang yang masih
memiliki hubungan darah.
Dalam pengertian sosiologis, secara umum keluarga
dapat didefinisikan sebagai suatu kelompok dari orang-orang yang disatukan oleh
ikatan-ikatan perkawinan, darah, atau adopsi, merupakan susunan rumah tangga
sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain yang menimbulkan
peranan-peranan sosial bagi suami istri, ayah dan ibu, putra dan putrinya,
saudara laki-laki dan perempuan serta merupakan pemeliharaan kebudayaan
bersama. Jadi keluarga merupakan kesatuan sosial yang terikat oleh hubungan
darah dan masing-masimg anggotanya mempunyai peranan yang berlainan sesuai
dengan fungsinya.
Dalam pengertian psikologis, keluarga adalah
sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat tinggal bersama dan
masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling
mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri (Soelaeman,
1994:5-10).
Dalam pengertian pedagogis, keluarga adalah “satu”
persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara dua jenis manusia yang
dikukuhkan dengan pernikahan bermaksud untuk saling menyempurnakan diri. Dalam
usaha saling melengkapi dan saling menyempurnakan diri itu terkandung
perealisasian peran dan fungsi sebagai orang tua (Soelaeman, 1994:12).
Kalau kita mempersempit pengertiannya, keluarga dapat
diartikan sebagai sekumpulan orang-orang yang bertempat tinggal dalam satu atap
rumah dimana satu sama lainnya saling ketergantungan (BKKBN, 1990:37). Dari
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dikatakan keluarga adalah mereka
yang tinggal di dalam satu rumah atau satu atap baik itu adanya ikatan darah
maupun bukan ikatan darah. Jadi dalam hal ini, pengertian keluarga dibatasi
oleh tempat tinggal.
Menurut S. Bogardus menyatakan bahwa: Keluarga
adalah kelompok terkecil yang biasanya terdiri dari seorang ayah dengan seorang
ibu serta satu atau lebih anak-anak. Dimana ada keseimbangan, kselarasan kasih
sayang dan tanggung jawab serta anak menjadi orang yang berkepribadian dan
berkecenderungan untuk bermasyarakat (S. Bogardus, 1982:57).
Menurut Sigmund Freud: Keluarga itu terbentuk
karena adanya perkawinan pria dan wanita. Bahwa perkawinan itu berdasarkan pada
libido seksualitas, jadi keluarga itu merupakan manifestasi daripada dorongan
seksual, sehingga kehidupan keluarga itu adalah kehidupan seksual suami istri.
Jadi keluarga itu merupakan perwujudan dari adanya perkawinan antara pria dan
wanita, sehingga keluarga itu merupakan perwujudan dorongan seksual. Keluarga
sebagai kelompok pertama yang dikenal individu sangat berpengaruh langsung
terhadap perkembangan individu sebelum atau sesudah terjun langsung secara
individual di masyarakat.
Menurut Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah
sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan
untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau
lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah,
perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya.
Keluarga adalah sebagai jenjang dan perantara pertama
dalam transmisi kebudayaan (Soerya Wangsanegara).
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat kecil yang
sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dari masyarakat (Soerjono Soeharto).
Definisi keluarga menurut Departemen Kesehatan RI
(1998) : Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Definisi keluarga menurut Salvicion dan Ara Celis
(1989) : Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam
suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.
Definisi secara umum : Keluarga adalah unit sosial
atau kelompok sosial terkecil yang terdiri dari seorang ayah, ibu, satu atau
lebih anak atau tanpa anak yang di ikat suatu perkawinan dimana di dalamnya
terjadi adanya kasih sayang dan tanggung jawab dan dimana di dalamnya anak-anak
dipelihara untuk menjadi seorang yang mempunyai rasa sosial.
Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua
lembaga atau pranata sosial lainnya berkembang. Di masyarakat mana pun di
dunia, keluarga merupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi
pusat terpenting dari kegiatan dalam kehidupan individu” (Narwoko dan
Suyanto, 2004, p. 14).
Elliot And Merrill : “…a group of two or more
person residing together who are related by blood marriage or adaption.” adalah
sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang hidup
bersama, atas dasar ikatan darah, perkawinan, atau adopsi.
Khairuddin : keluarga adalah hubungan yang terjadi
antar seketurunan maupun tambahan (adopsi) yang di atur oleh perkawinan secarah
dengan keturunan-keturunan mereka yang merupakan satu kesatuan khusus.
Dari
pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah : Unit
terkecil dari masyarakat - Terdiri atas 2 orang atau lebih - Adanya ikatan
perkawinan atau pertalian darah - Hidup dalam satu rumah tangga - Di bawah
asuhan seseorang kepala rumah tangga - Berinteraksi diantara sesama anggota
keluarga Setiap anggota keluarga mempunyai
peran masing-masing diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan
C.
Tipe-Tipe Keluarga
Friedman (1998) menyatakan bahwa tipe-tipe keluarga dibagi atas
keluarga inti, keluarga orientasi, keluarga besar. Keluarga inti adalah
keluarga yang sudah menikah, sebagai orang tua, atau pemberi nafkah. Keluarga
inti terdiri dari suami istri dan anak mereka baik anak kandung ataupun anak
adopsi. Keluarga orientasi (keluarga asal) yaitu unit keluarga yang didalamnya
seseorang dilahirkan. Keluarga besar yaitu keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah seperti kakek dan nenek,
paman dan bibi (Suprajitno, 2004).
D.
Fungsi Keluarga
Adapun fungsi-fungsi keluarga yang
berhubungan dengan sistem sosial yang luas adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Reproduksi
Keluarga pada hakekatnya mempunyai fungsi sebagai
generasi penerus, yang dalam arti bahwa sesungguhnya setiap keluarga mempunyai
keinginan untuk mempunyai anak dalam mempertahankan kelangsungan keturunan
keluarga tersebut.
2.
Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi ialah proses belajar, bersikap,
berperilaku, dan berkehendak mengenai aturan-aturan, norma-norma dan tata nilai
di dalam kelompoknya. Dengan kata lain sosialisasi ini merupakan proses
memperkenalkan dan menanamkan nilai-nilai, norma-norma baru di dalam
masyarakat. Keluarga merupakan fungsi sosialisasi bagi anggota keluarga
terutama anak, karena pertama kali anak dilahirkan adalah di dalam keluarga
yang merupakan lembaga pertama dan utama. Pertama kali anak mengenal akan
aturan, norma, dan tata nilai adalah di dalam keluarga. Bagaimana si anak
mengetahui peran dan statusnya di masyarakat, keluargalah yang mengajarinya.
Hal ini diajarkan oleh keluarga kepada anak agar anak dapat memainkan peran dan
statusnya dengan benar di dalam masyarakat.
3.
Fungsi Afeksi
Keluarga memberikan cinta dan kasih,
dalam arti bahwa di dalam keluarga ada rasa kasih sayang dan cinta kasih antar
sesama anggota keluarga. Sehingga terdapat ikatan batin yang kuat di dalam
keluarga. Karena pada dasarnya dalam kehidupan manusia, tidak hanya kebutuhan
lahiriah saja yang harus dipenuhi tetapi kebutuhan rohani juga sangat penting
karena akan berpengaruh pada perilaku anak.
4.
Fungsi Proteksi atau Perlindungan
Keluarga juga sebagai lembaga yang memberikan
perlindungan bagi anggota keluarganya, sehingga akan menimbulkan rasa aman dan
tentram.
5.
Fungsi Ekonomi
Keluarga mempunyai fungsi sebagai
alat ekonomi untuk mencari nafkah dan mengatur keluarganya. Di dalam keluarga
juga terdapat kegiatan ekonomi, seperti kegiatan produksi dan konsumsi.
6.
Fungsi Religius
Keluarga mempunyai fungsi untuk meletakkan dan
menanamkan dasar-dasar agama bagi anak dan anggota keluarga.
7.
Fungsi Pendidikan
Keluarga mempunyai fungsi untuk mendidik anak-anak
sebelum masuk sekolah secara formal. Fungsi ini juga untuk mendidik anak mulai
dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk personality-nya. Anak-anak
lahir tanpa bekal sosial, agar si anak dapat berpartisipasi maka
harus disosialisasi oleh orang tuanya tentang nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat. Jadi, dengan kata lain, anak-anak harus belajar norma-norma
mengenai apa yang senyatanya baik dan tidak layak dalam masyarakat. Berdasarkan
hal ini, maka anak-anak harus memperoleh standar tentang nilai-nilai apa yang
diperbolehkan dan tidak, apa yang baik, yang indah, yang patut, dsb. Mereka
harus dapat berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya dengan menguasai
sarana-sarananya.
Dalam keluarga, anak-anak mendapatkan segi-segi utama
dari kepribadiannya, tingkah lakunya, tingkah pekertinya, sikapnya, dan reaksi
emosionalnya. Karena itulah keluarga merupakan perantara antara masyarakat
luas dan individu. Perlu diketahui bahwa kepribadian seseorang itu diletakkan
pada waktu yang sangat muda dan yang berpengaruh besar sekali terhadap
kepribadian seseorang adalah keluarga, khususnya seorang ibu.
8. Fungsi Rekreasi
Keluarga mempunyai fungsi untuk
menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anggota keluarganya.
9.
Fungsi Penentuan Status
Jika dalam masyarakat terdapat perbedaan status yang
besar, maka keluarga akan mewariskan statusnya pada tiap-tiap anggota atau
individu sehingga tiap-tiap anggota keluarga mempunyai hak-hak istimewa.
Perubahan status ini biasanya melalui perkawinan. Hak-hak istimewa keluarga,
misalnya menggunakan hak milik tertentu, dan lain sebagainya. Jadi, status
dapat diperoleh melalui assign status maupun ascribed status. Assign
Status adalah status sosial yang diperoleh seseorang di dalam lingkungan
masyarakat yang bukan didapat sejak lahir tetapi diberikan karena usaha dan
kepercayaan masyarakat. Contohnya seseorang yang dijadikan kepala suku, ketua
adat, sesepuh, dsb. Sedangkan Ascribed Status adalah tipe status yang didapat
sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta, keturunan, suku, usia, dan lain
sebagainya.
10. Fungsi Pemeliharaan
Keluarga pada dasarnya berkewajiban untuk memelihara
anggotanya yang sakit, menderita, dan tua. Fungsi pemeliharaan ini pada setiap
masyarakat berbeda-beda, tetapi sebagian masyarakat membebani keluarga dengan
pertanggungjawaban khusus terhadap anggotanya bila mereka tergantung pada
masyarakat. Seiring dengan perkembangan masyarakat yang makin modern dan
kompleks, sebagian dari pelaksanaan fungsi pemeliharaan ini mulai banyak
diambil alih dan dilayani oleh lembaga-lembaga masyarakat, misalnya rumah
sakit, rumah-rumah yang khusus melayani orang-orang jompo.